Perencanaan Penulisan Karangan Ilmiah

0 komentar

Dalam menyusun sebuah karangan ilmiah terdapat berbagai faktor yang harus diperhatikan sebelum membuat sebuah karangan ilmiah. Berikut ini adalah pembahasan mengenai faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam membuat sebuah karangan ilmiah :

1. Pemilihan Topik
Pemilihan topik yang tepat, akan menunjukan tingkat cakupan dari sebuah penelitian yang akan dibahas. Topik yang diangkat biasanya, akan mempengaruhi minat pembaca apakah karangan ilmiah ini menarik atau tidak untuk dibaca.


2. Pembahasan Topik
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat pembahasan topik :
- Menampilkan informasi latar belakang, 
- Menampilkan ringkasan hasil/temuan penelitian, 
- Memberikan komentar apakah hasil penelitian sesuai dengan hipotesis, 
- Menghubungkan dengan hasil penelitian terdahulu, 
- Menjelaskan hasil yang diperoleh, terutama jika hasil tersebut tidak memuaskan, 
- Membuat generalisasi dari hasil yang diperoleh (implikasi). 
- Memberikan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.

3. Pemilihan Judul
Bagi pembaca judul akan dianggap mewakili bobot sebuah hasil penelitian yang akan ditulis, bahkan merupakan gambaran mutu tulisan yang akan ditulis. Secara umum, kriteria judul yang baik adalah: 
- Topik yang diteliti mengandung masalah yang tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit. Lebih baik kalau topik yang diajukan lebih spesifik, menarik, dan aktual secara akademik dan secara praktis.
- Belum banyak diteliti orang lain. Kalaupun sudah ada penelitian lain, studi ini mengambil sisi lain, sisi tertentu, yang selama ini tidak memperoleh perhatian. 
- Diungkapkan dalam kalimat yang simpel, tetapi mampu menunjukkan dengan jelas independent variable dan dependent variable-nya.
- Judul harus dapat menunjukkan problematik yang terkandung di dalam tema yang akan diteliti.
- Sebaiknya judul dibuat dengan kalimat ganda. Kalimat pertama bersifat umum yang kemudian diikuti dengan ungkapan yang menunjukkan fokus persoalan yang dikaji.

4. Menentukan Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah suatu pernyataan tentang informasi apa saja yang akan dicari dan perlu didalami melalui penelitian tersebut. Pada hakikatnya tujuan penelitian mencakup beberapa atau salah datu hal berikut ini :
- Menambah struktur pengetahuan.
- Mengembangkan metode penelitian.
- Menghasilkan informasi untuk perencanaan, pengambilan keputusan, dan formulasi kebijakan.
- Mengevaluasi program.
- Meramalkan perilaku individu ataupun kelompok.


5. Menentukan Kerangka Karangan (Outline)
Di dalam bahasa Indonesia untuk membuat suatu penulisan ilmiah harus membuat Outline (Kerangka karangan) dimaksudkan agar penulisan ilmiah tersebut terarah dan sesuai dengan yang diharapkan karena kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas,susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan.
- Penyusunan outline (kerangka karangan) secara garis besar dapat dilakukan dengan menggunakan pola alamiah dan pola logis. 
- Macam–macam outline ( kerangka karangan ) dapat berdasarkan atas : sifat rinciannya dan berdasar perumusan teksnya. 
- Syarat outline ( kerangka karangan ) yang baik adalah sebagai berikut :
a. Tesis atau pengungkapan harus jelas.
b. Tiap unit hanya mengandung satu gagasan.
c. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis, sehingga rangkaian ide jelas.
d. Harus menggunakan simbol yang konsisten.


6. Langkah-langkah Penulisan Karya Ilmiah
- Pemilihan Topik/Masalah Untuk Karya Ilmiah
Pemilihan topik untuk karya tulis ilmiah dapat dilakukan dengan cara merumuskan tujuan, menentukan topik dan melakukan penelusuran terhadap topik tersebut. Dengan melakukan ketiga cara tersebut maka akan diperoleh rumusan topik atau permasalahan yang jelas dan spesifik.
- Mengindentifikasi Pembaca Karya Ilmiah
Sebelum Anda memulai menulis, ada baiknya Anda harus mengidentifikasi siapa kira-kira yang akan membaca tulisan Anda tersebut. Hal ini penting, karena dengan mengetahui latar belakang pengetahuan dan minat pembaca, akan mempermudah Anda di dalam mengorganisasikan materi sajian dan cara penyampaian. Selain itu, fokus pembicaraan pun menjadi semakin jelas dan spesifik.
- Menentukan Cakupan Isi Materi Karya Ilmiah
Cakupan materi itu sangat ditentukan oleh rumusan tujuan yang jelas dan pengidentifikasi calon pembaca tepat. Jika Anda tidak mengetahui siapa yang akan membaca tulisan Anda, maka otomatis Anda tidak akan bisa menunjukan cakupan materi yang akan dibahas. Akibatnya, akn sulit bagi Anda untuk memilih dan memilih bahan pustaka, data atau informasi yang dibutuhkan pada saat melakukan tahap pengumpulan data atau informasi untuk tulisan.

alinea

0 komentar

pengerttian alinea 
 
Alinea atau Paragraf adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi alinea, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam alinea membicarakan satu gagasan (gagasan tunggal). Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam alinea itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal alinea.


Tujuan Pembentukan Alinea

Pembentukan alinea memiliki beberapa tujuan yaitu:

  1. Memudahkan pengertian dan pemahaman dengan menceraikan suatu tema dari tema yang lain. Oleh sebab itu alinea hanya boleh mengandung suatu tema, bila terdapat dua tema, maka dipecahkan menjadi dua alinea.
  2. Memisahkan dan menegaskan perkataan secara wajar dan formal, untuk memungkinkan kita berhenti lebih lama daripada perhatian pada akhir kalimat. Dengan perhentian yang lebih lama ini, konsentrasi terhadap tema alinea lebih terarah.


Syarat-syarat Pembentukan Alinea

Alinea yang baik harus memenuhi syarat-syarat yaitu :
  1. Kesatuan Alinea. Untuk menjamin adanya kesatuan alinea, setiap alinea hanya berisi satu ide pokok, satu topik/masalah.
  2. Kepaduan ( koherensi) suatu alinea dikatakan padu jika dibangun dengan kalimat-kalimat yang berhubungan logis. Hubungan pikiran-pikiran yang ada dalam alinea menghasilkan kejelasan struktur dan makna alinea. Hubungan kalimat tersebut menghasilkan alinea yang satu padu, utuh, dan kompak. Kepaduan ini dapat dibangun melalui repetisi (pengulangan) kata kunci atau sinonim, kata ganti, kata transisi, dan bentuk paralel.
  3. Ketuntasan ialah kesempurnaan. Hal ini dapat diwujudkan dengan:
    • Klasifikasi yaitu pengelompokan objek secara lengkap dan menyeluruh.
    • Ketuntasan bahasa yaitu kesempurnaan membahas materi secara menyeluruh dan utuh.
  4. Konsistensi Sudut Pandang adalah cara penulis menempatkan diri dalam karangannya.
  5. Keruntutan adalah penyusunan urutan gagasan dalam karangan. Gagasan demi gagasan disajikan secara runtut bagaikan air mengalir-tidak pernah putus.
Macam-Macam Alinea

Berikut ini adalah macam-macam jenis dari alinea :
  • Berdasarkan Tujuannya :
    1. Alinea pembuka : Alinea pembuka biasanya memiliki sifat ringkas menarik, dan bertugas menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.
    2. Alinea penghubung : Alinea penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan kepada pembaca. Secara fisik, paragraf ini lebih panjang dari pada alinea pembuka.
    3. Alinea penutup :  Alinea penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali (untuk eksposisi) menenai hal-hal yang dianggap penting.
  • Berdasarkan letak kalimat utama :
    1. Paragraf Deduktif
      • letak kalimat utama di awal paragraf
      • dimulai dengan pernyataan umum disusun dengan uraian atau penjelasan khusus.
    2. Paragraf Induktif
      • letak kalimat utama di akhir paragraf.
      • diawali dengan uraian/penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum.
    3. Paragraf Campuran
      • letak kalimat utama di awal dan di akhir paragraf
      • kalimat utama yang terletak di akhir bersifat penegasan kembali, dengan susunan kalimat yang agak berbeda.
Contoh Alinea

               Akhir-akhir ini berita mengenai bentrok, tawuran, pertikaian, konflik sering kali kita dengar. Mulai dari tawuran antar anak SMA, tawuran antar kampus, bentrok antar desa menjadi pembicaraan hangat dalam beberapa bulan terakhir ini. Dampak negatif yang ditimbulkan akibat tawuran, bentrok, pertikaian, konflik sangat bermacam-macam. Mulai dari hilangnya nyawa seseorang, rusaknya fasilitas umum, dan timbulnya rasa was-was pada masyarakat sekitar. Budaya masyarakat Indonesia yang kental dengan keramah tamahan nya kini berganti dengan masyarakat yang beringas, liar, dan main hakim sendiri. Cara musyawarah sepertinya sudah tidak berlaku lagi untuk memecahkan masalah. Mereka lebih memilih cara dengan kekerasan untuk menyelesaikan masalah. Anehnya, masalah yang menjadi akar permasalahan biasanya adalah hal-hal sepele yang seharusnya bisa diselesaikan dengan cara damai.